Wednesday, April 15, 2009

..:: Detik-Detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut ::..

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sampaikanlah PesanKu Biarpun Satu Ayat..."

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-d! alam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ! ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?""Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini."Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar m! enanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

0 comments:

Senarai Kitab-Kitab

1.Nasihat Agama Dan Wasiat Iman - Imam Habib Abdullah Alwi Al-Haddad dan diterjemahkan oleh Syed Ahmad Semait.

2.Dakwah Yang Sempurna Dan Peringatan Yang Utama - Imam Habib Abdullah Alwi Al-Hadad dan diterjemahkan oleh Syed Ahmad Semait.

3.Petunjuk Thariqat Ke Jalan Akhirat - Imam Al-Haddad diterjemahkan oleh Syed Ahmad Semait.

4.Peringatan Tentang Umur Insan - Imam Al-Haddad diterjemahkan oleh Syed Ahmad Semait.

5.Petunjuk Jalan Thariqat” - Imam Al Haddad dan diterjemahkan oleh Syed Ahmad Semait.

6.Ar-Risalah karya Imam al-Qusyairi

7.Az Zubad karya tulis Syeikh Ibnu Ruslan

8.Al Minhaaj karya tulis Imam Nawawi

9.Awarifu al-Ma’arif karya tulis Imam al-Saharwurdi

10.Iljamul 'awam oleh AL Imam Ghazali.

11.Irsyadul Anam Fi Tarjamati Arkanil Islam oleh Al Habib Usman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Al Alawi Al Husaini.

12.Keutamaan Keluarga Rasulullah saw oleh K.H Abdullah bin Nuh

13.Perhiasan Bagus oleh Al Habib Usman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Al Alawi Al Husaini.

14.Thariqah Bani Alawi oleh Habib Novel bin Muhammad Al Idrus.

15.Riyaadhus Shaalihiin karya Imam Muhyiddin Abu Zakaria an-Nawawi.

16.Jalan Nan Lurus : Sekilas Pandang Tarekat Bani 'Alawi oleh Ustaz Novel @ Naufal bin Muhammad al-'Aydru.



Sajak Pemilik Diri

Ya Tuhan pemilik kekuasaan
Memberi kekuasaan menganugerah kejayaan
Memuliakan hamba dengan keimanan
Di tanganMu segala kebaikan dan kekayaan

Engkau menabir siang dan malam
Menerbitkan yang hidup dari yang mati
Kembangkan Lembayung rahmatMu
Kepada kami insan yang memerlukan

Ya Tuhan tautkan hati kami dengan kemanisan iman
Kekalkan kemesraan dalam kehidupan
Jalinkan ukhuwah sesama insan
Lapangkan hati kami dengan limpah keyakinan

Ya Tuhan dengarlah rintihan hambaMu
Berserah jiwa dan raga untukMu
Demi agama, bangsa dan UmatMu
Kuatkan, tabahkan hati menyanjung syariatMu


Mujahid Setia

Bangkitlah mujahid bangkitlah

Rapatkan barisan rapatkan

Hayunkanlah langkah perjuangan

Mati syahid atau hidup mulia



Siapkan dirimu siapkan

Gentarkan musuhmu gentarkan

Takkan pernah usai pertarungan

Hingga ajalkan menjelang



Henyakkan rasa takut dan gentar

Walau ragakan meregang nyawa

Kerna Allah telah janjikan syurga

Untukmu MUJAHID SETIA

  © Blogger templates 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP